Kegiatan Germas Kemenkes dan PHDI Pusat tentang Pencegahan Stunting

Jakarta (18-8-2019), Bertempat di Hotel Puri Denpasar Jakarta Selatan, Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Lembaga Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat melaksanakan Kegiatan Evaluasi dan Peningkatan Kapasitas Pendidik Sebaya Remaja dalam pencegahan Stunting. Kegiatan ini merupakan tindaklanjut dari Kegiatan sebelumnya yang pernah dilaksanakan di Cawang pada tahun lalu.  Kegiatan ini lebih menekankan pada pencegahan Stunting. Yang dalam kurun waktu belakangan ini jumlahnya semakin meningkat.

Stunting adalah sebuah kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya. Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun.

Bagaimana tanda tanda Anak terkena Stunting?

Tidak semua anak yang berperawakan lebih pendek mengalami stunting. Stunting merupakan keadaan tubuh yang sangat pendek dilihat dari standar baku pengukuran tinggi badan menurut usia berdasarkan standar WHO.
balita pendek atau stunting bisa diketahui bila seorang balita sudah diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasil pengukurannya ini berada pada kisaran di bawah normal.

Seorang anak termasuk dalam stunting atau tidak ini tergantung dari hasil pengukuran tersebut. Jadi tidak bisa hanya dikira-kira atau ditebak saja tanpa pengukuran.
Selain tubuh berperawakan pendek dari anak seusianya, ada juga ciri-ciri lainnya yakni:

1. Pertumbuhan melambat
2. Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
3. Pertumbuhan gigi terlambat
4. Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya
5. Pubertas terlambat
6  Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata terhadap orang di sekitarnya.

Menurut laporan dari Ketua Panitia, Ni Made Jendri, SKM., M.Si Pada kegiatan ini diikuti oleh beberapa lembaga keagamaan Hindu dan lembaga pendidikan Hindu (Pasraman) yang berada di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Selain itu di Tahun 2019 Sosialisasi dan Fasilitasi Pencegahan Stunting akan fokus di Wilayah Jawa Tengah, NTB dan Bali.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman kepada para pendidik sebaya remaja tentang Pencegahan Stunting sehingga nantinya dapat menyampaikan informasi kepada umat dan teman di lingkungan Pasraman.


Selain itu Ketua PHDI Pusat dalam sambutannya menyampaikan bahwa umat Hindu harus sehat jasmani rohani sehingga seluruh aktivitas lancar. "Umat Hindu harus cerdas, cerdik, Cendikia " tegas beliau.


Beliau menekankan bahwa Dengan adanya program kesehatan Germas, PHBS akan menjadikan umat Hindu sadar akan kesehatan dirinya sendiri dan orang lain. Suatu misal sebelum sembahyang harus bersih dari diri sendiri dengan mandi dan mempersiapkan sarana sembahyang yang bersih contoh air Tirta. Lingkungan pura harus bersih. Dengan terbiasa hidup bersih maka dalam kesehariannya akan tetap semangat beraktivitas. Tersenyum merupakan tanda bahwa kita sehat bahagia.

Selain itu Pasraman sebagai lembaga pendidikan Hindu memiliki kewajiban untuk menyampaikan ilmu dan informasi penting baik ajaran Hindu maupun informasi kesehatan kepada anak didiknya. Peran guru dan pendidik sebaya sangatlah diperlukan dalam penyampaian informasi ini.

Dalam kesempatan ini selain materi dari Narasumber dari Kemenkes juga menghadirkan salah satu Abang None Jakarta Selatan Tahun 2015; Sasti Habsari Nurdiana yang memberikan materi tentang Publik Speaking.


No comments:

Post a Comment